Luwu Timur, KN – Sudah lima tahun terakhir ibu Alfrida bersama dua puluh orang teman petani lainnya di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan berkomitmen mengembangkan tanaman padi System of Rice Intensification (SRI) Organik di lahan pertanian mereka. Alasannya sederhana, beras yang dihasilkan dari padi SRI organik itu sehat dan enak.
Wanita bernama lengkap Alfrida Patandi itu tak lain adalah ketua kelompok tani Karunsie Urako Lestari itu mengaku bahwa menanam padi organik itu tidaklah merugikan, untuk itu dirinya mengajak kepada seluruh petani untuk mengembangkan tanaman padi SRI organik pada lahan pertanian garapan mereka.
“Jangan karena harganya mahal dan panennya hanya dua kali setahun, lalu kita sebagai petani takut merugi jika menanam padi SRI organik di sawah kita. Sebab dengan padi organik yang kita tanam, akan banyak keuntungan yang bisa kita rasakan. Mulai dari rasanya yang enak, sehat karena tidak menggunakan racun maupun pupuk kimia, hingga pada harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan harga beras konvensional. Dengan keuntungan itu, kami mengajak kepada semua petani agar merubah kebiasaan lama menanam padi konvensional dan segera beralih menanam padi SRI Organik ini,” kata Alfrida
Wanita yang juga merupakan ketua ikatan masyarakat adat di daerahnya itu mengurai kenapa padi organik sehat dan enak. Kata dia sebab mulai dari penaburan benihnya, penanamannya, pemupukan, racun hama hingga pada saat panen, padi organik tak tersentuh dengan produk kimia. Sebagai contoh, pupuk yang digunakan dibuat sendiri dengan menggunakan bahan alami, seperti jerami padi, batang pisang dan bahan alami lainnya. Begitu pula dengan racun hama yang digunakan juga dibuat sendiri dari tanaman yang dipercaya mampu mengusir hama dari tanaman padi.
“Untuk membuat racun hama seperti jenis walang sangit atau Anango, kami mengunakan bahan alami yang aromanya tak disukai oleh hama. Tanaman tersebut berupa rimpang rimpangan seperti jenis Jahe, kunyit, laos dan lengkuas. Bahan tersebut juga ditambahkan dengan tanaman lainnya seperti daun papaya yang rasanya pahit. Jadi racun hama yang kami hasilkan itu murni terbuat dari bahan alami,” jelasnya.
Dirinya mengaku, sejak menanam SRI padi organik hasil panen yang dihasilkan cukup menggembirakan lantaran dari segi kualitas, beras yang dihasilkan sehat dan enak. Sementara dari segi kuantitas, padi SRI organik lebih berat dari pada beras konvensional sehingga harga yang dihasilkan dari penjualannya lebih banyak.
“Karena padi yang kita tanam subur dan tidak terserang hama, maka pasti hasilnya melimpah. Selain itu biji berasnya juga lebih besar dan berat. Jadi tidak heran jika harga dari penjualan yang kita hasilkan lebih banyak dari pada padi konvensional. Inilah untungnya menanam padi SRI organik,” terang Alfrida.
Sebenarnya upaya Alfrida bersama sejumlah petani di kelompoknya dalam mengembangkan tanaman padi SRI organik di desanya bukan tanpa kendala. Dengan bantuan dan dukungan dari PT VALE yang merupakan perusahaan pertambangan nikel terbesar di Sorowako, Luwu Timur turut memberikan perhatian yang cukup besar kepada para petani yang konsen mengembangkan tanaman organik, baik berupa tanaman padi maupun tanaman hortikultura lainnya berupa sayur sayuran. Dengan menggandeng Aliksa Organic SRI Consultant, PT VALE terus memberikan dukungan dan pemberdayaan masyarakat yang memanfaatkan potensi lokal khususnya pada pertanian sehat, ramah lingkungan dan berkelanjutan. (rul)