Gagal Panen, Petani di Samaturu Merugi Ratusan Juta Rupiah

Kolaka, KN – Puluhan hektar sawah milik petani di Desa Wowa Tamboli Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka mengalami gagal panen diduga akibat serangan hama penggerek batang yang menyerang tanaman padi petani. Akibatnya, petani mengalami kerugian ditaksir hingga puluhan ratusan juta rupiah.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pasir Putih, Desa Wowa Tamboli, Dedi Suandi yang turut mengalami kerugian, saat dihubungi mengatakan bahwa kejadian bermula sekitar bulan Juni yang ditandai dengan menguningnya beberapa daun padi milik petani yang saat itu belum sempat berbuah. Melihat gejala tersebut kata Dedi, para petani melakukan langkah antisipasi dengan menyemprotkan insektisida (racun hama) ke area sawah yang terindikasi terserang hama.

“ Awalnya kami melihat terdapat beberapa tanaman padi yang mengalami layu dan kuning daun yang kami duga kuat akibat terserang hama penggerek batang. Dengan begitu, kami para petani melakukan penyemprotan racun hama. Hanya saja beberapa lama setelah disemprot, padi yang tadinya baru akan berbuah semakin banyak yang mengalami kuning daun. Karena areal sawah yang terserang luasnya mencapai 40 hektar, maka kami tak bisa berbuat banyak. Hingga mencapai umur panen, ternyata padi tersebut diketahui tak berisi,” kata Dedi.

Akibat serangan hama ini, kata Dedi, petani di desanya mengalami kerugian hingga mencapai 100 juta rupiah. Jumlah tersebut belum termasuk di desa lainnya yang juga mengalami nasib serupa.

“ Modal yang dikeluarkan petani mulai dari persiapan lahan, pembajakan, pembelian benih, pupuk hingga herbisida dan pengeluaran lainnya ditaksir mencapai 5 juta rupiah per hektar. Jadi untuk Desa Wowa Tamboli saja yang gagal panen akibat serangan hama mencapai 20 hektar. Kalau ditaksir kerugiannya bisa mencapai seratus juta rupiah seluas 20 hektar,” terang Dedi

Dirinya berharap adanya perhatian dari pemerintah dalam meringankan kerugian yang dialami para petani yang saat ini tak dapat memanen hasil padi mereka.

“Kami berharap adanya perhatian pemerintah kepada kami yang saat ini mengalami kerugian akibat serangan hama ini,” harapnya.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Wowa Tamboli, Popalayah mengurai bahwa ada beberapa penyebab potensi terjadinya serangan hama/penyakit terhadap tanaman padi milik petani antara lain waktu tanam yang tidak serempak atau pemilihan varietas bibit yang tidak direkomendasikan untuk ditanam pada wilayah tersebut.

“ Kami sering sampaikan kepada petani untuk mengantisipasi serangan hama/penyakit sebaiknya dilakukan pirgiliran tanaman, Tanam serempak serta pemilihan bibit unggul. Jika salah satu dari upaya tersebut tidak diindahkan, maka potensi terhadap gagal panen, baik dari serangan hama maupun terhadap cuaca bisa saja terjadi,” kata Popa.

Memang kata Popa, ada beberapa varietas padi yang tahan terhadap serangan hama, selain itu, musim juga sangat berpengaruh, seperti tahun ini, Kabupaten Kolaka mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini memicu hama penggerek batang yang perkembangbiakannya cepat sekali.

Dirinya menambahkan bahwa ada solusi yang cukup baik dalam meringankan kerugian yang dialami petani jika terjadi gagal panen yaitu dengan menjadi peserta asuransi usaha tani.

“ Setiap musim tanam kami menyarankan kepada petani untuk menjadi peserta asuransi usaha tani dengan membayar premi hanya 36 ribu rupiah per hektar. Jadi jika terjadi gagal panen, pihak asuransi dapat membayarkan ganti rugi sebesar 4 juta rupiah per hektarnya kepada petani. Hanya saja, entah kenapa minat petani dalam menjadi peserta asuransi sangat kecil. Jadi jika terjadi gagal panen, kerugiannya ditanggung sendiri oleh petani. Kami berharap musim tanam berikutnya, para petani dapat memanfaatkan jasa asuransi tersebut dengan menjadi peserta asuransi usaha tani,” harapnya. (rul/KN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *