KOLAKA, KN – Sebagai wujud kepedulian ANTAM dalam memajukan kehidupan masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasinya, PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka kembali berpartisipasi dalam pembangunan rumah tidak layak huni milik warga Desa Longori, Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Public Relation PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka, Tadius Raba’ yang didampingi Comdev Assistant Manager PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka, Anggoro Dwi Saputro saat meninjau lokasi pembangunan rumah tidak layak huni milik Jamaluddin di Desa Longori, Senin (6/2/2023), menjelaskan bahwa kontribusi perusahaan dalam program ini sebagai wujud kepedulian ANTAM dalam memajukan kehidupan masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasinya.
“Pembangunan rumah tidak layak huni menjadi layak huni kali ini, ANTAM membantu senilai Rp20 juta untuk membiayai pembelian bahan dan pembangunannya,” ujar Tadius Raba’
Tadius menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, ANTAM aktif berkontribusi terhadap program pembangunan dan rehabilitasi rumah tidak layak huni menjadi layak huni milik warga. Program ini dilaksanakan atas sinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka.
Di tempat yang sama, Camat Baula Syahrial menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas kepedulian ANTAM terhadap masalah yang dihadapi warganya. Kata dia, dalam berbagai kegiatan kolaborasi bersama pemerintah, ANTAM selalu terlibat aktif memberikan kontribusinya.
“Kami menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas kepedulian ANTAM terhadap masalah yang ada di Kecamatan Baula, salah satunya melalui pembangunan rumah warga yang tidak layak huni menjadi layak huni. Bantuan seperti ini juga sudah dilakukan ANTAM kepada korban angin puting beliung di desa Puubunga, Kecamatan Baula, tahun lalu,” ungkap Syahrial.
Syahrial berharap, sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan perusahaan akan semakin baik lagi di masa mendatang.
Sementara itu, Jamaluddin (72) warga yang beruntung mendapatkan bantuan kali ini mengatakan, kondisi rumahnya saat ini memang tidak layak lagi ditinggali. Selain atapnya susah bocor, tiang-tiang rumah panggung tersebut juga sebagian besar sudah mulai lapuk.
“Saya merasa sangat bersyukur sekali atas bantuan yang diberikan ANTAM ini,” kata Jamaluddin
Jamaluddin adalah warga Desa Longori yang tinggal sebatangkara tanpa sanak keluarga. Dia lahir di Sinjai, kemudian mulai menetap di Desa Longori sejak tahun 1978. Pertama kali datang ke Longori, Jamaluddin numpang di rumah penggilingan padi milik salah seorang warga. Hingga akhirnya dia memutuskan menetap, Jamaluddin kemudian diberi hak untuk menempati rumah itu. Sehari-hari, Jamaluddin hidup mengandalkan uluran tangan dari tetangganya. (ab)